New Division

Ruang Seni Kriya

Ruang Seni Musik

Divisi Ruang Seni Musik mulai dari jenis musik modern,keroncong, gamelan hingga etno akan di terapkan pada peserta didik.

Ruang Seni Tari

Divisi Ruang Seni Tari dengan menitik beratkanpada kearifan budaya adiluhung, local genius menjadi materi utama.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tubuh-Tari dan Tubuh-Teater Masa Kini (tubuh dari antropologi budaya lisan)

         
          Tubuh manusia telah menjadi tari dan teater sekaligus, begitu dia berjalan menghadapi dunia luar yang adalah peta bergerak bagi berbagai simpul kepentingan dan konflik. Sudah sejak lama manusia begitu tergoda pada tubuhnya sendiri. Melalui berbagai gelombang peradaban, godaan itu menggiring manusia mencari bayangan sakral Tuhan sekaligus mencari kepuasaan karnal dirinya lewat tubuhnya sendiri. Dan tubuh adalah ihwal yang mengalami bentukan budaya dari berbagai nilai, yang pada gilirannya memperlihatkan bagaimana manusia mengalami kesulitan dalam membaca tubuhnya sendiri. Semua peradaban manusia berkaitan langsung dengan kelebihan, keterbatasan maupun pengagungan tubuh manusia, sejak dari militerisme, seni, filsafat hingga ke kosmetika.

Simbolisasi Celurit dan Carok Oleh Laki-Laki Madura UntukMengidentifikasikan Dirinya Sebagai Subyek




“Simbolisasi Celurit dan Carok 
Oleh Laki-Laki Madura UntukMengidentifikasikan Dirinya Sebagai Subyek”
Oleh: Dewi Nuriyah 

I.
Pendahuluan
Celurit adalah sabit berbentuk setengah melingkar yang merupakan senjata tikam khassuku Madura, biasa digunakan sebagai senjata tikam ketika carok. Carok dan celurit sendiriseperti dua sisi mata uang, satu sama lain tak dapat dipisahkan. Carok merupakan kegiatanyang mencitrakan laki-laki Madura dalam melakukan pembelaan harga diri, kemudiandisebut sebagai ksatria.
Pembuatan Celurit 
Celurit dibuat dari besi pilihan yang kemudian dibelah dengan ditempa berkali-kaliuntuk mendapatkan lempengannya. Setelah memperoleh lempengan yang diinginkan, besipipih itu lantas dipanaskan hingga mencapai titik derajat tertentu. Logam yang telah membaraitu lalu ditempa berulang kali sampai membentuk lengkungan celurit yang diinginkan.Celurit dibuat dengan penuh ketelitian, sebab celurit merupakan sebuah karya seni,tak hanya sekadar sepotong besi yang ditempa berkali-kali, melainkan harus memiliki artidan makna bagi yang memilikinya. Maka dari itu, biasanya sang pembuat celurit akanberpuasa terlebih dahulu. Bahkan setiap tahun, si empu ini akan melakukan ritual kecil ditempat pembuatan celrit dengan disertai sesajen berupa ayam, nasi dan air bunga. Sesajen itukemudian didoakan di mushala. Baru setelahnya, air bunga disirimkan di bantalan tempatmenempa besi. Bantalan pembuat celurit tidak boleh dilangkahi apalagi diduduki oleh orang, jika ada yang melanggar itu makan akan mendapatkan musibah sakit-sakitan. Biasanya parapembuat celurit mewarisi keahlian ini dari orang tua dan leluhur kakeknya.

Hotel dan Hostel di Pulau Madura



jika anda ingin jalan-jalan ke madura untuk menikmati indahnya pesona alam madura alangkah lebih baik jika anda cek dimana anda akan bermalam ... kecuali jika anda punya kenalan n famili itu nggak masalah. berikut ini sebuat site dimana anda bisa memilih hotel atau hostel yang sesuai dengan budget anda 

Berkembangnya Seni Tradisi Tayub di Era Global



Arus globalisasi dan perkembangan informasi dan komunikasi yang cepat terkadang berdampak pada menurunnya popularitas pertunjukkan rakyat. Meski menghadapi tantangan seperti itu, pertunjukkan tayub di Blora masih bertahan dan bahkan berkembang seiring dengan zamannya. Demikian hasil kajian Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum saat ujian doktor hari Selasa (28/3) di ruang seminar Sekolah Pascasarjana UGM.
Menurut Sri Rochana, sebagai seni pertunjukkan rakyat yang dianggap pinggiran, tayub merupakan seni pertunjukkan yang memiliki bentuk kasar dan sederhana. Dalam perkembangannya bentuk kesenian ini ternyata mampu menjadi pertunjukkan seni yang lebih tertata dan menarik.

Madura Social Culture



Cultural forms in Madura are generally speaking similar to those of Java and, looked at from a wider viewpoint, belong to the Java - Bali - Madura - Sunda family. Madurese culture, however, has its own shades and tones, undoubtedly conditioned in part by the harsh landscape and climate.

Immediately apparent are the differences in language and mental attitude between the Madurese and say, the Javanese. The people of Madura are well known for their straightforwardness and direct approach, particularly evident in their manner of speech. Often considered rough and un- refined by outsiders, a different picture emerges as soon as one goes a little deeper.

Suramadu Bridge


Jembatan Suramadu
The bridge between Java and Madura


The Suramadu Bridge (Jembatan Suramadu), also known as the Surabaya–Madura Bridge, is a bridge with three cable-stayed sections constructed between Surabaya on the island of Java and the town of Bangkalan on the island of Madura in Indonesia. Opened on June 10, 2009, the 5.4-km bridge is the longest in Indonesia and the first bridge to cross the Madura Strait.

The cable-stayed portion has three spans with lengths 192 m, 434 m and 192 m. The bridge has two lanes in each direction plus an emergency lane and a dedicated lane for motorcycles. The first toll bridge in Indonesia, fares have been initially set at Rp. 30,000 (US$3 in 2009) for four-wheeled vehicles and Rp. 3,000 (US$0.30) for two-wheelers.

The bridge was built by a consortium of Indonesian companies PT Adhi Karya and PT Waskita Karya working with China Road and Bridge Corp. and China Harbor Engineering Co. Ltd. The total cost of the project, including connecting roads, has been estimated at 4.5 trillion rupiah (US$445 million).

Madura Inrtoduction

Introduction to Madura





The sea crossing from East Java's mainland to the small island of Madura takes just half an hour. A regular ferry service transports cars and passengers across the narrow strait between Surabaya's harbour of Tanjung Perak and Kamal on Madura's south west coast.

Measuring some 160 km in length and about 40 across at its widest point, Madura supports a population of close to 2.3 million inhabitants, most of whom are farmers or fishermen. Although the island is a part of the province of East Java, it is home to a completely separate ethnic group, which has its own language and customs.

Renowned over the centuries for their sailing prowess, the Madurese are a tough, high spirited people, whose character appears well suited to the harsh climate and dry landscape.

Madura's most famous attraction is the annual bull racing (kerapan sapi), which takes place during the dry season in August and September. These exciting and colourful tournaments consist of a race between two pairs of bulls, each team pulling a rider and sled. Following a series of heats, which take place in different parts of the island for some weeks, the highlight of the season occurs when the finals are held in Pamekasan, Madura's capital.