NASKAH PRAHARA HATI SANG RATO EBHU
Oleh Kikana
Rahman
PROLOG AWAL
Sejarah Kerajaan Madura Barat,
meliputi wilayah Sampang dan Bangkalan,
yang di pegang oleh Cakraningrat I bermula dari sebuah kota kecil di
pulau Madura .... Madegan, sebuah kampung yang berada di pinggiran Kota
Sampang. Tempat yang menjadi Saksi Bisu dimana Kamituwo dari Para Cakraningrat
itu berada .... dan tempat itu pulalah yang menjadi kota Raja dari Kerajaan
Madura barat ... tempat bersejarah dimana kerajaan Madura barat di bangun pertama
kali serta sejarah besar dimulainya Kepemerintahan berstruktur Kabupaten
Sampang.
Bermula
dari dua putera Prabu Brawijaya V yang bernama Ario Damar (Palembang) dan Lembu
peteng ( Madegan, Sampang ), anak turunnya bertemu kembali antara Ario Pojok
dan Nyai Ageng Bodo. Dari Cicit pasangan inilah yakni Raden Koro yang bergelar
Pangeran Tengah menikahi seorang wanita dari Madegan, Sampang atau yang
dijuluki Rato Ebhu oleh masyarakat Sampang melahirkan seseorang wangsa
Ksatria. Raden Praseno, dengan gelar
Cakraningrat Raja Pertama Madura Barat, sejarah dimulainya kepemerintahan
berstruktur yang bertempat di Sampang.
Adegan 1
On
Stage : Riuh prajurit ...
(suasana perang puputan madura seiring
gerak seni pencak para prajurit yang melambangkan kegagahan dan keberanian
tanpa lelah sedikitpun)
Suasana : Lamat-lamat
isterument terdengar begitu menyayat hati dengan prolog ungkap keluh kesah hati
seorang ibu ratu diiringi penari dengan gerak intuisi menghadirkan simbolik
Rato Ebhu. Konstelasi ruang estetika dibentuk dengan ungkap tafsir intuisi
seorang rato ebhu dengan segala permasalahannya.
Issue : kesedihan seorang wanita yag ditinggal mati
seorang suami dan kehilangan anak semata wayangnya karena propaganda dari pihak
yang lebih mementingkan tahta dan kekuasaannya.
On
stage :
seorang penyanyi mulai membawakan tembang
dan lengkingan sebagai playback dari prolog yang dibacakan dan mulai keras
ketika prolog selesai dibacakan.
Syair
tembang :
Duhhh ... rama
Sossana ate arassa e
gherpas kalaban ombak sagere
Tangissah ate ta’ bisa
e bendhung
Aeng mata ngalowa
akantah nyaccabbeh talang naleka ojan
... duh rama
Lamon enga’ dha’ ka
buwanah ateh se elang ta’ apellang
Rassa keddhur ate ta’
a onjhur
Duh
..... rama
Tolang
rajhe tolang kene’ serna ta’ ka abes
Rassa
kerrong e ate mangghe tak bisa e pellang
Nyomber
kalaben aeng mata aghili ta’ ambhet
Maenga’
ka gellonah ate se ta’ a onjhur
Ae.......... aaaaa
eeeeeeeeee
Naleka pae’na jhamo ... ngenoma
bule ngastete
Serna compet tak atemmoh .... bungkellah
ate
( tembang diiringi gerak tari yang
mewakili dan tersimbolikkan dari isi lagu )
On
Stage : enter stage, pemeran rato ebuh
>>> ( suasana tenang di temani para abdi dalem dan korban perang berguguran,
begitu banyak tangis para janda dan anak kecil hanya demi kekuasaan, .... )
Rato
Ebhu : duh gusti .... perang puputan ini
telah membawa banyak nyawa, keinginan dan ambisi raja agung mataram untuk memperluas
daerah kekuasaan untuk mengusir para penjajah berdampak banyak korban yang
harus terjadi. Kini, walau mataram berhasil mundur dari tanah madura tapi
kenapa firasatku mengatakan lain ? .... firasat itu membuat perasaan aku selalu
dirundung kesedihan yang mendalam ... hatiku berkata peperangan ini masih
berlanjut bahkan akan membuat tatanan menjadi porak poranda ..... (menerawang )
P
Tengah : isteriku
....... ( secara tiba-tiba muncul dari belakang peringgitan dan semua yang ada
di bale istana seraya memberikan sembah) tidakkah kamu melihat Santomerto
kesini ?
Rato
Ebhu : (dengan tersenyum ) dimas
santomerto sedang mengajak main Praseno berkuda ka’mas.... ada apa gerangan ka’mas
menanyakan dimas santomerto ? apakah ada suatu hal yang penting yang harus
dibicarakan kakmas ?
P
Tengah : iya ..... aku
ingin santomerto menemani praseno karena aku harus konsentrasi pada masalah
keinginan sultan mataram yakni ihwal penyerangan kerajaan mataram ke kerajaan
madura setelah di perang puputan kita berhasil memukul mundur mereka .....
Rato
Ebhu : ohhh .... gusti yang maha agung
... kalo itu benar berarti firasat aku tak salah lagi kakmas ( seraya
menitikkan air mata)
P
Tengah : firasat apa
gerangan isteriku ( dengan paras kekagetan dan penuh tanda tanya)
Rato
Ebhu : semalam saya mempunyai firasat
yang sangat tidak enak kakmas... firasatku mengatakan suatu hari kanjeng
mataram akan mengirim ahli perang andalannya untuk menyerang kerajaan Madura
... dan yang menyedihkan semua tatanan di madura porak-poranda tinggal 1 yang
masih utuh tapi aku tak pernah tahu apa gerangan yang satu itu ....
P
Tengah : menurut berapa
tilik sandi mengatakan bahwa kanjeng sultan Agung akan mengirim Pangeran juru
kitir yang akan memimpin peperangan ini .... dan kita tahu siapa dan bagaimana
sang macan mataram itu .... untuk itulah semua kerajaan di madura harus bersatu
.... karena mataram akan mengirim
Pasukan perang lebih banyak dari sebelumnya dibawah komando pangeran juru kittir
( hening sejenak)
{ tak
berapa lama muncul P Santomerto bersama Raden Praseno ke pendopo istana seraya
menghaturkan sembah }
P Tengah : Ohhh .... dimas Santomerto ..... duduklah dimas
Santomerto : sembah hormat kanjeng .... ada apa gerangan kanjeng tengah
mencari hambaa ?, adakah suatu hal perintah yang penting untuk untuk hamba
kerjakan?
P Tengah : begini dimas santomerto ... berapa tilik sandi mengatakan
bahwa kanjeng sultan agung mataram akan menyerang madura kembali, dan yang
paling mengejutkan pasukan yang akan dikirim itu dibawah pimpinan pangeran juru
kittir. Untuk itu aku ingin kamu tetap disini menggantikan aku mengurus Praseno
karena aku harus konsentrasi mengurus kerajaan ini. Aku percaya padamu dimas
... kau akan melakukan yang terbaik buat anak Semata wayangku ...........
Santomerto : baiklah kanjeng titah kanjeng saya laksanakan ....
apalagi Praseno keponakan saya, jadi sudah seharusnya tugas seorang paman juga
mengurus dan melindungi keponakannya
P Tengah : terima kasih dimas pangeran Santomerto ........... terima
kasih
Pergi meninggalkan p
tengah disaat itu pula p tengah berpikir keras tentang keinginan sultan agung
mataram
ADEGAN 2
(Hening Sejenak sementara R.Praseno
asik bermain di dekat sang Rato Ebhu tiba-tiba dua Prajurit masuk ke pendapa
menyampaikan sesuatu )
Prajurit :mohon maaf kanjeng ... diluar ada
utusan raja mataram yang ingin menemui kanjeng
P
Tengah :Suruh dia masuk
...
Prajurit :baik kanjeng ............. (seraya
meninggalkan pendopo mempersilahkan Utusan kerajaan Mataram masuk menemui
kanjeng Pangeran Tengah)
(Utusan
Mataram langsung mengambil tempat
sementara Rato Ebhu membawa praseno masuk kedalam )
P
Tengah : silahkan duduk
kisanak .... berita apa yang akan kisanak sampaikan padaku
Utusan : maaf beribu ampun Kanjeng Pangeran
Tengah ... kedatangan kami kesini tak lain menyampaikan titah dari jumeneng
Panembahan Sultan Agung Hanyokrokusumo selaku Raja Mataram, bahwasanya
keinginan sri sultan yang ingin sekali memperluas kekuasaannyasehingga
mempermudah melawan penjajah dari tanah jawa ini. Untuk itu sri sultan meminta
kepada kanjeng untuk menyerahkan kekuasaan keraton ini, upaya ini untuk
menghindari jatuhnya banyak korban akibat peperangan dalam perebutan kekuasaan
ini.
P
Tengah : Sampaikan pada
rajamu, tujuan sultan agung memerangi penjajah VOC sangat benar sekali dan saya
pun akan mendukung tapi mengambil kekuasaan kerajaan lain itu tidak bisa
dibenarkan karena itu adalah perbuatan semena-mena. Jika rajamu memaksakan
kehendaknya maka kami rakyat madura akan lebih memilih peperangan seperti
peperangan sebelumnya.... untuk mempertahankan tanah dan darah kami. Tanah kami
adalah hidup dan masa depan kami, dan kami akan mempertaruhkan hidup kami untuk
mempertahankan tanah kami. Pergilah dan katakan itu pada raja mu.
Utusan :baiklah kanjeng Pangeran Tengah ...
perkataan kanjeng akan kami sampaikan pada sri sultan. Kalau begitu kami mohon
pamit kembali ke mataram
P
Tengah : Silahkan (dengan mempersilahkan tangan
Kanan)
{
Sepeninggal Utusan Mataram, Pangeran tengah merenung akan nasib rakyatnya, lalu
dia memamnggil prajurit serta menugaskan prajurit tsb menemui beberapa adipati
untuk merembukkan persoalan peperangan terhadap Mataram }
Lamat-lamat musik iringan berbunyi
menandungkan rasa resah mendalam karena pangeran tengah lebih memikirkan nasib
rakyatnya. Sepeninggal dua utusan mataram itu pangeran tengah merenung
sementara Rato ebhu berada di belakangnya.
P
Tengah : Mataram telah
masuk pada wilayah kekuasaan raja-raja Madura. Sekarang adalah tugas para raja
madura untuk mempertahankan haknya. Majapahit telah runtuh tapi nilai serta
ajaran yang tertanam takkan pernah pudar dari dari para raja dan rakyatnya.
Seandainya sri sultan mataram tidak haus akan kekuasaan pasti kita akan
bersama-sama berperang mengusir penjajah belanda dari bumi nusantara ini. Tanpa
harus membuat rakyat menumpahkan darah dengan percuma. Tapi apapun itu demi
kehormatan rakya madura para raja madura akan terus mempertahankan bumi madura
dari kesemena-menaan mataram. Mengapa harus merebut kekuasaan orang lain kalau
hanya bertujuan mengusir penjajah di bumi mayapada ini, mengapa harus
menumpahkan darah kalau hanya mempunyai tujuan yang sama.... tanah yang kami
pijak ini adalah harga diri dan jiwa raga kami ... kami lahir diatas tanah ini dan
kami pun mati diatas tanah ini pula ..........
Lengkingan
kidung menyayat dan beberapa penari mulai menyemburat diatas panggung dengan
gerakan halus kedaton terkadang menggolak sebagai simbolik dari keresahan rato
ebhu sementara Pangeran Tengah masuk kedalam seraya Rato ebhu mengungkapkan
perihal bathinnya sementara Raden Praseno asik bermain di sekitarnya.
Rato
Ebhu : ya tuhan ..... kasihan para raja
madura .... kasihan para Rakyat madura yang harus memikul kesedihan yang
mendalam ... berapa banyak lagi para janda yang menangis di bumi prahara ini
... berapa banyak lagi anak-anak kecil menangis karena kehilangan bapaknya
akibat peperangan yang akan dimulai ..... tembang pilu ini mulai berkumandang
disela-sela genderang perang yang ditabuh dengan begitu kuat nya.... ahhhh aku
hanya seorang wanita yang harus tegar ketika suami di medan perang untuk
mempertahankan harga diri ..... yang bisa dilakukan perempuan hanyalah berdo’a
dan melindungi anak-anaknya dari ketidak nyamanan ini .... tapi apapun itu
seorang wanita harus tegar menerima apapun keadaan sebagai garis hidup yang
telah ditentukan oleh yang Kuasa .... ya tuhan berilah kami kekuatan
..................
Lamat-lamat
musik ilustrasi menghilang diganti musik yang menghentak diselingi riuh para
rakyat menandakan genderang perang tlah di tabuh, para kaum ibu mempersiapkan
bekal dan berbagai keperluan berperang sementara para kerabat istana berkumpul
dan bermusyawarah mencari solusi cara menghadang pasukan mataram yang dipimpin
oleh juru kitting ... tampak didalam istana pangeran Tengah, Ratho Ebhu beserta
para abdi dalem, R. Praseno, Pangeran Mas, Pangeran Santomerto, Pangeran Blega,
dan para adipati – adipati yang lain di balairung istana.
ADEGAN 3
(Hening
Sejenak sementara R.Praseno asik bermain di dekat sang Rato Ebhu tiba-tiba dua
Prajurit masuk ke pendapa menyampaikan sesuatu )
Prajurit :mohon maaf kanjeng ... diluar ada utusan
raja mataram yang ingin menemui kanjeng
P
Tengah :Suruh dia masuk
...
Prajurit :baik kanjeng ............. (seraya
meninggalkan pendopo mempersilahkan Utusan kerajaan Mataram masuk menemui
kanjeng Pangeran Tengah)
(Utusan
Mataram langsung mengambil tempat
sementara Rato Ebhu membawa praseno masuk kedalam )
P
Tengah : silahkan duduk kisanak
.... berita apa yang akan kisanak sampaikan padaku
Utusan : maaf beribu ampun Kanjeng Pangeran
Tengah ... kedatangan kami kesini tak lain menyampaikan titah dari jumeneng
Panembahan Sultan Agung Hanyokrokusumo selaku Raja Mataram, bahwasanya keinginan
sri sultan yang ingin sekali memperluas kekuasaannyasehingga mempermudah
melawan penjajah dari tanah jawa ini. Untuk itu sri sultan meminta kepada
kanjeng untuk menyerahkan kekuasaan keraton ini, upaya ini untuk menghindari
jatuhnya banyak korban akibat peperangan dalam perebutan kekuasaan ini.
P
Tengah : Sampaikan pada
rajamu, tujuan sultan agung memerangi penjajah VOC sangat benar sekali dan saya
pun akan mendukung tapi mengambil kekuasaan kerajaan lain itu tidak bisa
dibenarkan karena itu adalah perbuatan semena-mena. Jika rajamu memaksakan
kehendaknya maka kami rakyat madura akan lebih memilih peperangan seperti
peperangan sebelumnya.... untuk mempertahankan tanah dan darah kami. Tanah kami
adalah hidup dan masa depan kami, dan kami akan mempertaruhkan hidup kami untuk
mempertahankan tanah kami. Pergilah dan katakan itu pada raja mu.
Utusan :baiklah kanjeng Pangeran Tengah ...
perkataan kanjeng akan kami sampaikan pada sri sultan. Kalau begitu kami mohon
pamit kembali ke mataram
P
Tengah : Silahkan (dengan mempersilahkan tangan
Kanan)
{
Sepeninggal Utusan Mataram, Pangeran tengah merenung akan nasib rakyatnya, lalu
dia memamnggil prajurit serta menugaskan prajurit tsb menemui beberapa adipati
untuk merembukkan persoalan peperangan terhadap Mataram }
Lamat-lamat musik iringan berbunyi
menandungkan rasa resah mendalam karena pangeran tengah lebih memikirkan nasib
rakyatnya. Sepeninggal dua utusan mataram itu pangeran tengah merenung
sementara Rato ebhu berada di belakangnya.
P
Tengah : Mataram telah
masuk pada wilayah kekuasaan raja-raja Madura. Sekarang adalah tugas para raja
madura untuk mempertahankan haknya. Majapahit telah runtuh tapi nilai serta
ajaran yang tertanam takkan pernah pudar dari dari para raja dan rakyatnya.
Seandainya sri sultan mataram tidak haus akan kekuasaan pasti kita akan
bersama-sama berperang mengusir penjajah belanda dari bumi nusantara ini. Tanpa
harus membuat rakyat menumpahkan darah dengan percuma. Tapi apapun itu demi
kehormatan rakya madura para raja madura akan terus mempertahankan bumi madura
dari kesemena-menaan mataram. Mengapa harus merebut kekuasaan orang lain kalau
hanya bertujuan mengusir penjajah di bumi mayapada ini, mengapa harus
menumpahkan darah kalau hanya mempunyai tujuan yang sama.... tanah yang kami
pijak ini adalah harga diri dan jiwa raga kami ... kami lahir diatas tanah ini
dan kami pun mati diatas tanah ini pula ..........
Lengkingan
kidung menyayat dan beberapa penari mulai menyemburat diatas panggung dengan
gerakan halus kedaton terkadang menggolak sebagai simbolik dari keresahan rato
ebhu sementara Pangeran Tengah masuk kedalam seraya Rato ebhu mengungkapkan
perihal bathinnya sementara Raden Praseno asik bermain di sekitarnya.
Rato
Ebhu : ya tuhan ..... kasihan para raja
madura .... kasihan para Rakyat madura yang harus memikul kesedihan yang
mendalam ... berapa banyak lagi para janda yang menangis di bumi prahara ini
... berapa banyak lagi anak-anak kecil menangis karena kehilangan bapaknya
akibat peperangan yang akan dimulai ..... tembang pilu ini mulai berkumandang
disela-sela genderang perang yang ditabuh dengan begitu kuat nya.... ahhhh aku
hanya seorang wanita yang harus tegar ketika suami di medan perang untuk
mempertahankan harga diri ..... yang bisa dilakukan perempuan hanyalah berdo’a
dan melindungi anak-anaknya dari ketidak nyamanan ini .... tapi apapun itu
seorang wanita harus tegar menerima apapun keadaan sebagai garis hidup yang
telah ditentukan oleh yang Kuasa .... ya tuhan berilah kami kekuatan
................
Adegan 4
Diantara pasebahan salah Satu ruang
istana tampak sang Ratu ibu menemani R. Praseno pasebahan. Terjadilah dialong
antara seorang anak dan sang ibunda
Rato Ebhu : Praseno anakku, .... apa yang kamu lakukan
Praseno : mmmmmm ..... praseno lagi bertanya- pada
diri praseno, ibu ratu, ..... kenapa orang-orang itu datang dan ingin menguasai
tanah ini bunda ratu. Apa mereka suka berperang dan selalu merebut hak orang
lain .....?
Rato
Ebhu : anakku Raden
Praseno ..... Usia kamu terlalu muda untuk mengutarakan pertanyaan itu anakku
.... kamu tahu .... kadang suatu tujuan itu selalu membutuhkan pengorbanan yang
besar .... dan nyawa tidak akan menutup kemungkinan menjadi salah satu bentuk
pengorbanan terbesar dalam hidup ini.
Praseno : terus apa yang harus nanda lakukan jika
nanda telah dewasa nanti ibu ratu .... nanda ingin sekali bisa berperang dengan
mereka untuk mempertahankan hak ibu ratu ... nanda tidak ingin melihat romo dan
ibu ratu sedih ..... apalagi praseno nggak akan tahan melihat airmata ibu ratu
.....
Rato
Ebhu :
( sembari tersenyum walau pahit getir
terasa ) anakku praseno ..... menempuh jalan kekerasan tidak selalu mendapat
kemenangan .... kadang mengikuti kemana arus mengalir diantara ketenangan hati
akan membuahkan kemenangan. Sabar .... tawakkal .... dan menerima apa yang
telah digariskan .... pasti akan mendapatkan kemenangan .... belum saat nya dan
juga tidak baik jika kamu menuruti amarah dan dendam ... ibu yakin suatu hari
kelak kamu akan menjadi seorang ksatria yang mampu mengangkat harkat dan martabat
dirimu dan orang lain .... ibu yakin nak .....
Praseno : (tertunduk)
titah sabda ibu ratu selalu praseno ingat ....
Rato
Ebhu :
oh ya ... bagaimana pelajaran berkuda
kamu pada paman santomerto ... apakah kamu sudah bisa membawa kudamu secepat kilat
anakku .... ?
Praseno : alhamdulillah ibu ratu .... praseno tidak
lagi mengecewakan paman santomerto ....
Rato
Ebhu :
Alhamdulillah ....................... ibu
senang mendengarnya ... mmmm sepertinya hari mulai beranjak petang, sana kamu
mandi dan pergi mengaji ...
Praseno : (sembari beranjak masuk ke dalam ) baik ibu
ratu ......
Musik terdengar lembut ... di tempat
lain terjadi dialong antara pangeran santomerto dengan RA. Kumala intan .......
(pergantian setting dilakukan figuran )
Percakapan antara santo merto dan
r.a kumala intan
Santomerto : dinajhu kumala intan ...............
k. intan : iya ada apa paman ..
santomerto : ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu
...
K. intan : apa gerangan yang ingin paman bicarakan pada
saya...
Santomerto : ( sambil menghela nafas ) .... aku ingin
membicarakan perihal kanjeng pangeran tengah yang tengah menghadapi kemelut
bumi madura ini ...dan juga ... masalah praseno yang akan menjadi tanggung
jawabku mengasuh dan mengajarkan dia dengan sifat sifat seorang ksatria ....
karena aku yakin, kelak anak itu akan menjadi seorang yang besar ...
k.
intan :
(tersenyum simpul ) paman saya sudah
mendengar semua apa yang terjadi diatas tanah madura ini, dan yang akan terjadi
nanti ... kanjeng rato ebhu sudah memberitahu saya sebelumnya .... juga ....
perihal firasat rato ebhu, beliau sudah menceritakan semuanya padaku ....
santomerto : tercenung ) trus apa yang kamu katakan
ketika rato ebhu mengatakan itu semua dinajhu .....
k.
intan : aku mengatakan padanya
kalau hanya untuk mengusir penjajah belanda dari tanah dipa ini mengapa harus
memaksakan diri mengambil hak orang lain apalagi dengan cara berperang
....seharusnya panembahan sultan agung mataram lebih bijaksana ... apa tidak
ada cara lain yang lebih bijaksana untuk melaksanakan tujuannya .......
santomerto : ya .... itu yang membuat tidak habis pikir
kanjeng tengah akan jalan pikir sultan mataram
k.
intan :
peperangan yang akan terjadi ini tentu
akan lebih besar dibandingkan peperangan sebelumnya paman .... tidak hanya kaum
lelaki yang akan ke medan laga tapi para perempuan juga akan turun ke medan
perang. Aku berharap para prajurit madura tidak gentar menghadapi pasukan
mataram, tapi jika para prajurit madura
lari dari medan laga maka kematian akan menghampirinya melalui tangan para
prajurit perempuan madura .....
santomerto : para perempuan yang turun ke medan perang
tentu juga bisa berguna menolong para prajurit kita di medan perang tentunya
... dinajhu ...
k.
intan :
itu sudah tentu paman .... mereka akan
memberikan pertolongan pada prajurit yang terluka, akan tetapi ..... (menghela
nafas ) .....
santo
merto :
akan tetapi apa dinajhu ..............
k.
intan :
jika luka itu ada di bagian tubuh depan
mereka maka para perempuan ini kan menolong dan mengobati mereka namun
sebaliknya, jika luka ada di tubuh belakang mereka maka perempuan ini akan
membunuh mereka ....
santomerto :hmmm .... luka dibelakang tubuh para
prajurit itu menandakan lari dari medan laga .....
k.
intan :
betul paman ................ seseorang
yang bermartabat dan berharkat tinggi adalah orang yang tidak sembunyi dari
medan kepedihan .... orang yang bermartabat tidak pernah lari dari sebuah
masalah ... dan orang yang bermartabat tidak akan meninggalkan saudaranya dalam
kesakitan .....
secara
tiba tiba muncul rato ebhu bersama praseno ............
rato
ebhu : benar apa yang kamu katakan itu kumala
....
santo
+ kumala: (kaget ....) ajuh .............. (seraya memberikan salam
dan mengambil tempat ,..... )
rato
ebhu :
madura tidak akan pernah takut ... madura
takkan pernah gentar walau kematian sekalipun menghampiri ...
k.
intan : tapi apapun itu tetaplah para perempuan
dan anak tak berdosa yang akan menjalani penderitaan hidup. Mampukah mereka
mengarungi kesepian dalam hidup ? .... mampukah mereka menahan airmata tatkala
harus melihat suami dan anak2nya gugur bersimbah darah..... sementara yang
lainnya hilang tak tentu arah rimbanya ? .... mampukah para perempuan
menanggung derita hidup yang tiada ujung .... mampukah mereka ?? ( tak terasa
air mata kumala intan mulai menetes diantara pipi ranumnya )
rato
ebhu :
anakku dinajhu kumala ..... aku yakin
ketegaran akan mengalahkan perasaan itu .... aku seorang isteri dan ibu dari
anak suamiku .... apapun yang terjadi ... prahara hati ini tetap akan terjadi.
Peperangan yang akan memakan banyak nyawa tak lagi bisa dihindarkan ....
kesedihan akan selalu hadir dalam hidup ini, tapi kesedihan itu bukan untuk
diratapi ... karena hidup bukan hanya hari ini .... kita harus bisa belajar
dari yang sesudahnya dan juga bisa belajar menerima apa yang akan datang .... (dengan
mimik serius tapi tetaplah terpancar keanggunan dan kelembutan seorang rato
ebhu )
hening
.... secara tiba-tiba santomerto yang dari tadi asik dengan praseno bangkit
santomerto : mohon maaf mbakyu ... kanjeng rato ebhu ....
apa gerangan yang membawa kanjeng ketempat ini ... atau mbakyu kanjeng rato
ebhu mau menyampaikan sesuatu pada saya ...
rato
ebhu :
begini dimas santomerto .... tadi kanjeng
pangeran tengah suamiku mengirim pesan untukmu kalau besok siang kamu bisa
berkumpul di pendopo agung .... lusa perang sudah dimulai ... semua kerabat
istana berkumpul juga para adipati diseluruh madura ... kamu pergilah kesana
biar urusan praseno aku yang ngurus ......
santomerto : baiklah mbakyu saya akan ke sana besok
..............
rato
ebhu :
anakku dinajhu kumala intan ...........
kamu ikut aku ketaman sari sekalian membantu para ibu ibu yang juga
mempersiapkan beberapa keperluan buat perang lusa ....
k.
intan :
baiklah kanjeng rato ebhu ...........
lamat-lamat
musik terdengar mengiringi kepergian mereka >>> over setting menuju
adegan 5
ADEGAN 5
Lamat-lamat
musik ilustrasi menghilang diganti musik yang menghentak diselingi riuh para
rakyat menandakan genderang perang tlah di tabuh, para kaum ibu mempersiapkan
bekal dan berbagai keperluan berperang sementara para kerabat istana berkumpul
dan bermusyawarah mencari solusi cara menghadang pasukan mataram yang dipimpin
oleh juru kitting ... tampak didalam istana Pangeran Tengah, Rato Ebhu beserta
para Abdi dalem, R. Praseno, Pangeran Mas, Pangeran Santomerto, Pangeran Blega,
dan para adipati – adipati yang lain di balairung istana. >>>
P
tengah : dimas pangeran mas
dan dimas santomerto apakah semua persiapan untuk berangkat perang sudah
selesai
Pangeran
mas & p santomerto : sudah kanjeng ( secara bersamaan )
P
tengah :
pangeran blega ... adipati sumenep ...
adipati pamekasan ... adipati bangkalan dan adipati sampang .... apakah pasukan kalian
sudah siap untuk berangkat perang ...
Adipati : siap kanjeng pangeran tengah ........
P
santomerto :
mohon maaf kanjeng pangeran tengah ....
walau prajurit kita berjumlah 6000 tapi kita sudah siap menghadap pasukan
mataram yang berjumlah 12 000 .....
P tengah : hmmmmm baiklah .... kita akan atur siasat peperangan ......
Ketika adegan mengatur siasat perang
dimulai para aktor lebih memperlihatkan gestur gerak yang diiringi dengan musik
gamelan madura “sramaan” dan akhir nya mereka meninggalkan ruangan berangkat
menuju peperangan ....... secara tiba-tiba musik berubah lebih UP rasa musik
yang di tabuh lebih menderap dengan ketukan cepat dan gagahan
>>>Keluarlah para prajurit dalam adegan perang ( penggunaan effect
bunyi pedang yang bersentuhan )
Tap perang
Adipati sampang VS mataram 1
Adipati pamekasan VS mataram 2
Santomerto VS mataram 3 ( tidak
terbunuh ) seraya menyuruh pangeran mas melarikan diri
Pangeran tengah vs juru kitting (
diselingi beberapa dialog antara keduanya ..... p tengah akhirnya terbunuh )
Rasa gembira mulai terlintas diwajah
juru kitting .....
Juru
kitting : pangeran tengah
... lebih baik kau serahkan tampuk kekuasaanmu dibawah mataram daripada banyak
korban yang berjatuhan dipihakmu .... kamu lihat banyakdari prajuritmu mati di
medan laga .... jika kau tetap bersikukuh aku tidak akan segan-segan membunuhmu
... (dengan suara lantang ...)
P
tengah : ki juru kitting
.... jangan kau beranggapan bahwa aku dan seluruh rakyatku akan memberikan
tanah ini pada mataram ... tanah ini adalah tanah leluhur ... tanah ini adalah
harapan kami ... sudah banyak keringat dan darah kami menetes diatas tanah ini
... kuharap kau dan rajamu yang serakah tahu ... hanya kematian yang bisa
memisahkan kami dengan tanah yang kami pijak ini ....
Juru
kitting : baiklah pangeran
tengah ... kau sudah menentukan sikapmu ... kini kau bersiaplah untuk
mengucapkan selamat tinggal pada tanah ini ...
Juru
kitting pun akhir nya menyerang p tengah, maka terjadilah pertarungan antara p
tengah dan ki juru kitting hingga pada akhirnya pangeran tengah terdesak dan
keris juru kitting menancap di dada pangeran tengah
(senyap
hanya musik kematian yang menyayat hati ... pilu ... menggelayut ruang istana.
Sang rato ebhu, praseno, radinajhu kumala intan beserta para abdi dalem
berhamburan menuju jenazah pangeran tengah ... menangisi kepergian sang raja
secara terhormat)
Praseno
: ramaaaaaaaaaaaaaaa
....... (menjerit), mengapa rama tinggalkan aku dan ibu ... (sambil menoleh ke
ki juru kitting dan berkata) paman juru kitting kenapa kau bunuh ramaku ....
kenapa ............ (sambil menghampiri ki juru kitting dan memukul dadanya ...
sementara ki juru kitting kewalahan memegang tangan praseno karena apapun dia
yang dihormati dan diharapkan oleh
sultan agung kelak menjadi penguasa baru di tanah madura )
Rato
Ebhu : mataram ... kau
bisa bunuh kami semua ... tapi kau tak kan pernah bisa membunuh harga diri dan
martabat kami dengan mudah .... katakan pada rajamu kami tak akan pernah diam
melihat semua ini .... (perlahan menuju ke jenazah pangeran tengah ) ka’mas
....... aku rela dan ikhlas akan kepergianmu ... kau pergi dengan tubuh gagahmu
... sifat ksatria mu yang akan selalu dikenang oleh rakya madura kelak .... aku
bangga dengan kegigihanmu dan aku juga bangga kau sebagai seoranng suami bagiku
dan ayah dari anakku ... ka’masss, aku bersumpah suatu saat kau akan tersenyum
ketika melihat anakmu kelak akan menjadi penguasa baru tanah madura ... tanah
dimana keringat dan tetesan darah mu membasahi ....
Juru
kitting : beribu ampun
kanjeng rato ebhu ..... sudah banyak peperangan yang hamba menangkan ... banyak
tanah yang hamba telah taklukkan ... mohon maaf hamba tidak akan pernah bisa
melihat airmata seorang ibu mengalir di depan hamba .... untuk itu kami akan
membawa Raden Praseno beserta pangeran santomerto juga 1000 rakyat madura ke
mataram sebagai bukti bahwa madura telah kami taklukkan dan dibawah kekuasaan
kerajaan mataram .....
Rato
Ebhu : jangan ....
jangan kau bawa satu-satunya kilau permata kehidupanku ... aku mohon jangan
bawa tautan hatiku ....
Tapi juru
kitting tidak lagi menghiraukan ucapan rato ebhu, dia tetap membawa raden praseno dengan cara digotong walau
prseno kecil itu meronta sementara sang rato ebhu trus melarang dengan mimik
mengiba dan memelas pada juru kitting
Akhirnya
dibawalah raden praseno ke mataram karena sesuai janji sultan agung kelak
prasenolah yang akan menjadi penguasa madura barat dengan gelar Tjakraningrat
Hari
demi hari rato ebhu menjalani dengan perasaan tegar walau kerinduan kepada anak
semata wayangnya tak terbendung lagi >>>> nyanyian kidung terdengar
sayup menapaki penantian rato ebhu akan raden praseno apalagi setelah tahu
praseno telah diambil anak angkat sultan agung mataram dan di kawinkan dengan
adik sultan, ada secercar kebahagiaan di dati seorang rato ebu ... apalagi setelah
prseno diangkat oleh sultan agung sebagai raja di madura barat dan dikembalikan
lagi ke pangkuan seorang ibu
Prolog
rato ebhu :
Hari
demi hari aku jalani dengan perasaan tegar
Walau
cahayaku tak terlihat aku masih bisa merasakannya walau perih
Keyakinanku
selalu ada
Surya
akan selalu terbit esok
Aku
bersumpah diantara runtuhnya pilar pilar tanah ini akan muncul pilar baru yang
kokoh
Naga
kapanah titis Ing Midi .........................................
(tampak
pada backlite praseno besar sedang menjalani proses pengukuhan sebagai raja
madura )