New Division

Ruang Seni Kriya

Ruang Seni Musik

Divisi Ruang Seni Musik mulai dari jenis musik modern,keroncong, gamelan hingga etno akan di terapkan pada peserta didik.

Ruang Seni Tari

Divisi Ruang Seni Tari dengan menitik beratkanpada kearifan budaya adiluhung, local genius menjadi materi utama.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label sosial budaya. Show all posts
Showing posts with label sosial budaya. Show all posts

Simbolisasi Celurit dan Carok Oleh Laki-Laki Madura UntukMengidentifikasikan Dirinya Sebagai Subyek




“Simbolisasi Celurit dan Carok 
Oleh Laki-Laki Madura UntukMengidentifikasikan Dirinya Sebagai Subyek”
Oleh: Dewi Nuriyah 

I.
Pendahuluan
Celurit adalah sabit berbentuk setengah melingkar yang merupakan senjata tikam khassuku Madura, biasa digunakan sebagai senjata tikam ketika carok. Carok dan celurit sendiriseperti dua sisi mata uang, satu sama lain tak dapat dipisahkan. Carok merupakan kegiatanyang mencitrakan laki-laki Madura dalam melakukan pembelaan harga diri, kemudiandisebut sebagai ksatria.
Pembuatan Celurit 
Celurit dibuat dari besi pilihan yang kemudian dibelah dengan ditempa berkali-kaliuntuk mendapatkan lempengannya. Setelah memperoleh lempengan yang diinginkan, besipipih itu lantas dipanaskan hingga mencapai titik derajat tertentu. Logam yang telah membaraitu lalu ditempa berulang kali sampai membentuk lengkungan celurit yang diinginkan.Celurit dibuat dengan penuh ketelitian, sebab celurit merupakan sebuah karya seni,tak hanya sekadar sepotong besi yang ditempa berkali-kali, melainkan harus memiliki artidan makna bagi yang memilikinya. Maka dari itu, biasanya sang pembuat celurit akanberpuasa terlebih dahulu. Bahkan setiap tahun, si empu ini akan melakukan ritual kecil ditempat pembuatan celrit dengan disertai sesajen berupa ayam, nasi dan air bunga. Sesajen itukemudian didoakan di mushala. Baru setelahnya, air bunga disirimkan di bantalan tempatmenempa besi. Bantalan pembuat celurit tidak boleh dilangkahi apalagi diduduki oleh orang, jika ada yang melanggar itu makan akan mendapatkan musibah sakit-sakitan. Biasanya parapembuat celurit mewarisi keahlian ini dari orang tua dan leluhur kakeknya.

Berkembangnya Seni Tradisi Tayub di Era Global



Arus globalisasi dan perkembangan informasi dan komunikasi yang cepat terkadang berdampak pada menurunnya popularitas pertunjukkan rakyat. Meski menghadapi tantangan seperti itu, pertunjukkan tayub di Blora masih bertahan dan bahkan berkembang seiring dengan zamannya. Demikian hasil kajian Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum saat ujian doktor hari Selasa (28/3) di ruang seminar Sekolah Pascasarjana UGM.
Menurut Sri Rochana, sebagai seni pertunjukkan rakyat yang dianggap pinggiran, tayub merupakan seni pertunjukkan yang memiliki bentuk kasar dan sederhana. Dalam perkembangannya bentuk kesenian ini ternyata mampu menjadi pertunjukkan seni yang lebih tertata dan menarik.

Madura Inrtoduction

Introduction to Madura





The sea crossing from East Java's mainland to the small island of Madura takes just half an hour. A regular ferry service transports cars and passengers across the narrow strait between Surabaya's harbour of Tanjung Perak and Kamal on Madura's south west coast.

Measuring some 160 km in length and about 40 across at its widest point, Madura supports a population of close to 2.3 million inhabitants, most of whom are farmers or fishermen. Although the island is a part of the province of East Java, it is home to a completely separate ethnic group, which has its own language and customs.

Renowned over the centuries for their sailing prowess, the Madurese are a tough, high spirited people, whose character appears well suited to the harsh climate and dry landscape.

Madura's most famous attraction is the annual bull racing (kerapan sapi), which takes place during the dry season in August and September. These exciting and colourful tournaments consist of a race between two pairs of bulls, each team pulling a rider and sled. Following a series of heats, which take place in different parts of the island for some weeks, the highlight of the season occurs when the finals are held in Pamekasan, Madura's capital.

Madura: Sejarah, Sastra, dan Perempuan Seni

photo koleksi kikanarahman art production

Perempuan seni dalam dimensi patriarki masyarakat Madura, telah menciptakan kelonggaran relasi gender. Seni pertunjukan yang tidak meninggalkan tradisi diasporik masyarakat Madura telah memposisikan perempuan dan laki-laki sebagai elemen pembentuk harmonisasi.

Dengan demikian, rentang sejarah yang panjang telah menjadikan perempuan seni di Madura teruji menjadi subjek dalam formasi sosial masyarakat Madura.

Terkadang, faktor ekologis sebuah wilayah bisa menjadi faktor utama pembentukan kultur sebuah masyarakat. Tradisi diasporik masyarakat Madura, berawal dari sejarah kelangkaan ekologis (ecological scarcity) yang panjang pada abad ke-18, yang memaksa penduduknya untuk berimigrasi ke daerah lain terutama pulau Jawa. Jika melakukan pendekatan sejarah ekologi (eko-historikal) pada masyarakat Madura untuk menemukan pola atau formasi sosial serta perubahan sosialnya, maka motif ekonomi terlihat sebagai sebuah kesadaran yang mengembalikan sentimen kooperatif masyarakat Madura pada awal abad ke-20.

Ghumbak

Kata "gumbak" dalam bahasa Madura berati mengaduk-aduk air kolam (sungai) sehingga menimbulkan ombak atau gelombang. Selanjutnya istilah ”gumbak” yang terkait dengan upacara sakral di desa Banjar (Kecamatan Kedungdung) berhubungan dengan tradisi ”baceman” yang artinya membersihkan dan mensucikan pusaka (senjata tradisional). Senjata tradisional yang dimaksudkan berjumlah 24 senjata / pusaka

Kapankah tradisi ini dicetuskan, tidak ada orang yang mengetahui secara pasti. Konon diyakini oleh masyarakatnya bahwa tradisi ini telah berlangsung ratusan tahun lamanya, bahkan ada yang meyakini telah berlangsung dua abad lamanya. Dua orang tokoh sakti yang namanya selalu disebut-sebut ialah Buju' Toban dan Buju' Bung Kenek. Berasal dari manakah dua orang tokoh yang dimitoskan sakti tersebut, juga tidak di ketahui secara pasti. Masyarakat mayakini kedua tokoh sakti tersebut berasal dan Banjar (wilayah Kalimantan), yakni tokoh pelarian perang pada tempo dulu yang akhimya menetap di desa tersebut (desa Banjar) Kecamatan Kedungdung.